Kamis, 07 Februari 2013

~ Betapa Besar Kasih Allah ~

  



Pdt Djoko Sugiarto


Banyak orang mempunyai pilihan  kata-kata bijak sebagai pedoman dalam hidupnya. Demikian juga halnya  kebanyakan orang Kristen mempunyai ayat-ayat pilihan yang memotivasi pertumbuhan imannya supaya bisa hidup dengan benar dan terarah. Salah satu ayat pilihan kebanyakan orang Kristen adalah  Yohanes 3: 16 :” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniakan Anak Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Ayat ini sangat populer bagi orang Kristen di segala tempat dan jaman. Tapi ayat ini  menimbulkan  kontroversi dan salah pemahaman bagi sebagian orang. Banyak orang yang  membaca ayat ini untuk pertama kali, bertanya-tanya dalam hatinya:” Mosok sih Allah kok punya anak?”. Bukankah kesannya memang seperti itu kalau dibaca secara harafiah ? Oleh sebab itu saya akan sedikit menjelaskan apa  artinya  Anak Nya yang tunggal dan setelah itu rahasia apa yang terkandung dalam Yohanes 3: 16.

Untuk memperjelas istilah “Anak Nya ( Allah ) yang tunggal” , kita perlu mengingat bahwa di masyarakat  ada juga istilah yang dipakai secara umum, misalnya :  Anak Negeri, Anak kota, Anak kampong, Anak desa dll.

Demikian juga istilah Anak Allah yang tunggal. Saya percaya dan yakin bahwa Allah tidak beranak atau diperanakan.  Ungkapan ini hanya ingin menunjukkan bahwa Allah  telah datang ke dalam dunia, dan kedatangan Allah itu tergenapi di dalam diri Yesus yang lahir melalui anak dara / perawan Maria. Itulah sebabnya hanya Yesus  saja  yang bisa menampakkan, mencerminkan dan menaati Allah yang sempurna baik melalui Firman, Karya, Perbuatan dan Perkataan yang Yesus lakukan selama di dunia ini.

Seperti halnya seorang anak dalam hidupnya seharusnya menampakkan, mencerminkan dan menaati bapaknya maka Yesus lah satu-satunya yang bisa mencerminkan, menampakkan dan menaati Allah  secara sempurna. Dengan demikian Yesus disebut sebagai Anak Nya ( Allah ) yang tunggal.

RAHASIA APA YANG TERKANDUNG
Yohanes 3: 16  pertama-tama  ingin mengatakan bahwa semua inisiatif dari semua tindakan keselamatan itu hanya ada pada Allah saja. Untuk melakukan tindakan keselamatan, Allah tidak perlu dibujuk-bujuk lebih dulu. Kita juga tidak perlu  meratap-ratap lebih dulu, bahkan kita tidak perlu  mempersembahkan korban-korban sembelihan lebih dulu. Karena apa? Karena Allah sendirilah yang lebih dahulu berinisiatif menyelamatkan manusia berdosa melalui pengampunan  dengan jaminan diriNya sendiri di dalam  Yesus.

Dengan demikian tidaklah benar anggapan bahwa semakin sering dan semakin seru seseorang menangis maka makin tergeraklah hati Allah untuk mengampuni. Pengampunan Allah tidaklah terjadi karena air mata yang bercucuran tapi karena hati Allah yang berbelas kasihan untuk menumpahkan pengampunan itu.

Bahkan sebelum air mata penyesalan dari manusia tertumpah, Allah telah lebih dahulu menyediakan pengampunan itu melalui kematian Yesus yang Allah relakan terjadi.  Tidaklah benar pula anggapan bahwa pengampunan Allah terjadi karena banyaknya dan besarnya nilai korban yang dipersembahkan untuk Allah oleh manusia. Karena sebelum manusia mempersembahkan korban, Allah telah terlebih dahulu berkorban bagi manusia berdosa di dalam diri Yesus yang tersalib di Golgota.

Dengan demikian  Allah bukanlah Allah yang baru mau mengampuni setelah adanya persembahan korban. Kalau Allah kita seperti ini betapa merana dan kasihan orang-orang yang tidak mampu mempersembahkan korban karena keterbatasan ekonominya? Pengampunan Allah bukan “ dibeli” dengan persembahan korban. Tapi pengampunan Allah terjadi hanya karena hati Allah yang  penuh dengan kasih.

Yohanes 3: 16 memproklamasikan kepada manusia betapa luas, lapang dan dalamnya kasih Allah itu. Karena yang dijangkau oleh kasih Allah itu bukannya orang per orang tertentu saja secara pribadi, bukannya bangsa tertentu saja, dan bukannya orang-orang yang mengasihiNya dan setia beribadah kepadaNya saja.

Tapi kasih Allah itu tertuju kepada semua orang baik yang mengasihiNya bahkan juga yang membenciNya atau yang menolakNya. Kasih Allah itu tertuju kepada semua bangsa dan suku bangsa karena Allah tidak membedakan warna kulit dan bahasa. Yang sipit maupun yang lebar matanya sama-sama dikasihi olehNya.

Yang miskin maupun yang kaya mendapat perlakuan yang sama dari kasih Allah itu. Yang jahat maupun yang baik juga mendapatkan kasih yang sama. Kasih Allah bahkan tertuju kepada anak-anak juga. Baik anak kota maupun anak desa, anak jalanan mapun anak gedongan.

Itu sebabnya Allah menerbitkan matahari dan menurunkan hujan untuk semua orang, bukan hanya untuk orang yang baik saja kan? Sasaran kasih Allah itu adalah dunia. Bukan bagian tertentu saja dari dunia tapi seluruh dunia ini. Meliputi bagian manapun dan dihuni oleh siapapun. Bahkan seluruh penghuni dunia ini dikasihiNya.

Dengan demikian Allah juga mengasihi orang-orang yang sebenarnya tidak layak dikasihi. Bahkan Allah juga mengasihi orang-orang yang tidak sanggup mengasihiNya, orang-orang yang merendahkanNya. Yang menentang dan yang tidak pernah memikirkan Allah pun  dikasihiNya juga. Apalagi mereka yang hidup tanpa teman dan sahabat yang mengasihi, kasih Allah tertuju kepada mereka yang merasa sunyi dari kasih. Kasih Allah sungguh sangat luas, lapang dan dalam sehingga tidak ada satupun orang yang tidak mungkin bernaung dalam kasih Allah itu.

Orang-orang yang dijauhi oleh masyarakatnya justru didekati oleh kasih Allah itu.  Kasih Allah tidak diskriminatif.

Kalau kita telah menyadari betapa luas, lapang dan dalamnya kasih Allah yang telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk keselamatan kita ini. Apakah kita masih terus membisu terhadapNya? Atau maukah kita memberikan respon terhadap kasih Allah dengan ganti mengasihiNya?.



SUMBER  :  http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=8698294599d7b880806df9735b49dbc9&jenis=182be0c5cdcd5072bb1864cdee4d3d6e

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.